Mengeruk Untung dari Investasi Apartemen. Anda Tertarik?
Selain rumah tapak maupun rumah susun, hunian lain pilihan warga yang tinggal di kota besar adalah apartemen. Harganya sudah terjangkau, fasilitasnya bak hotel berbintang.
Saat ini, hunian vertikal dibangun dekat dengan fasilitas transportasi publik, seperti bus Transjakarta, KRL, LRT, dan MRT sehingga menjadi buruan masyarakat.
Apartemen seperti rumah, dapat dijadikan investasi menguntungkan. Mampu pundi-pundi uang. Kok bisa?
1. Fasilitas lebih lengkap
Semua orang mau tinggal di tempat yang menawarkan fasilitas lengkap. Anda bisa mendapatkannya kalau punya apartemen.
Apartemen umumnya dibangun pengembang dengan embel-embel fasilitas layaknya di hotel. Kalau beli rumah tapak, tidak semua fasilitas tersedia. Bahkan tak jarang tidak ada sama sekali.
Tetapi di apartemen, Anda dimanjakan dengan fasilitas lengkap, seperti mesin ATM, lapangan olahraga, kolam renang, pusat kebugaran, pusat keamanan, sampai keamanan selama 24 jam.
Semakin lengkap fasilitas apartemen yang ditawarkan, biasanya semakin mahal pula harga jual apartemen. Sehingga jadi daya tarik orang lain untuk membeli atau menyewa apartemen Anda suatu saat nanti.
Apalagi jika semakin banyak pengembangan, seperti fasilitas rumah sakit, sekolah atau kampus, hingga akses ke jalan tol maupun transportasi publik.
2. Harganya lebih murah dibanding rumah tapak
Saat ini harga apartemen di pinggiran kota lebih bersahabat. Kalau punya uang Rp 200 juta, sudah bisa membeli hunian vertikal seluas 20 sampai 30 meter persegi.
Sementara jika lokasi apartemen strategis di tengah Ibu Kota, harga jualnya bisa mulai dari Rp 500 jutaan. Tetapi ada pula yang menawarkan sekitar Rp 300 jutaan.
Membeli apartemen pun semakin mudah melalui pengajuan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) ke bank. Jadi bisa dicicil setiap bulan sesuai kemampuan.
Jika ingin membeli apartemen dengan harga murah, cari yang sedang mengadakan promo atau diskon. Seperti saat pameran properti, soft launching maupun penjualan perdana.
- Makin diburu milenial
Di kota-kota besar, apartemen menjadi opsi tempat tinggal yang cukup diminati. Khususnya bagi mereka yang mobilitasnya sangat tinggi, termasuk generasi milenial.
Ukurannya tidak terlalu besar, konsep minimalis, fasilitas memadai, merupakan hunian idaman kawula muda. Apalagi saat ini ada apartemen berkonsep TOD (transit oriented development) yang terintegrasi dengan jaringan angkutan umum.
Di sisi lain, tinggal di apartemen dapat meningkatkan status sosial seseorang. Dengan semakin meningkatnya permintaan apartemen, maka harganya akan ikut terkerek naik.
- Lebih mudah disewakan
Anda dapat menyewakan apartemen harian, bulanan, atau tahunan. Sesuaikan saja dengan keinginan Anda atau kebutuhan si penyewa.
Kalau belum sanggup membeli, milenial rela menyewa apartemen meski dengan tarif cukup mahal, sekitar Rp 3 jutaan per bulan. Atau sekitar Rp 300 ribu per hari.
Jika ingin tahunan, tinggal dikalikan saja. Berarti sekitar Rp 36 juta setahun. Kalau menyewa selama 5 tahun, Anda sudah mengantongi sekitar Rp 180 juta. Lagi-lagi harga ini tergantung pada lokasi dan fasilitas yang disediakan.
Uang sewa bisa Anda gunakan untuk membayar cicilan apartemen. Sisanya masuk keuntungan Anda.
- Harga jual meningkat
Harga properti biasanya naik 10-15 persen per tahun. Bila Anda membeli apartemen dengan harga termurah misalnya Rp 200 juta, maka kenaikannya berkisar Rp 20 juta sampai Rp 30 juta per tahun.
Tentu saja kenaikan harga ini jauh melebihi inflasi tahunan yang sekitar 3-4 persen. Daripada hanya duit Anda simpan di tabungan, berisiko tergerus inflasi, lebih baik investasikan pada instrumen yang tepat.
Selain rumah tapak maupun rumah susun, hunian lain pilihan warga yang tinggal di kota besar adalah apartemen. Harganya sudah terjangkau, fasilitasnya bak hotel berbintang.
Saat ini, hunian vertikal dibangun dekat dengan fasilitas transportasi publik, seperti bus Transjakarta, KRL, LRT, dan MRT sehingga menjadi buruan masyarakat.
Discover more from Jethro Property
Subscribe to get the latest posts sent to your email.