Setiap tahunnya, harga properti semakin fluktuatif. Dulu, properti dianggap sebagai investasi yang sangat menjanjikan. Namun, kini daya belinya cenderung rendah.
Bahkan, Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia, mengungkapkan kalau banyak pasangan muda yang kesusahan membeli properti.
“Karena price rumah tersebut dan interest rate yang sekarang harus kita waspadai cenderung naik dengan inflasi tinggi,” ujarnya dalam webinar bertajuk Securitization Summit 2022 yang dikutip dari Kompas.
Bahkan, Djumyati Partawidjaja, Certified Financial Planner dan Jurnalis kontan.co.id, juga mengungkapkan hal ini dalam siniar CUAN bertajuk “Cara Membandingkan Harga Properti” yang dapat diakses melalui dik.si/CUANXDjum_Properti.
Menurut Djum, “2012 (dan) 2013-an itu kenceng naiknya, tapi sekarang sekarang ini cenderung turun. Apalagi pandemi.”
Imbas dari minimnya pembelian properti adalah penurunan harga yang drastis. Padahal, pemerintah telah mencanangkan program pemotongan PPN saat membeli rumah hingga September tahun ini.
Salah satu faktor yang menyebabkan turunnya harga properti adalah adanya inflasi. Ini bisa diperparah jika tak direspons baik oleh bank sentral dengan menaikkan suku bunga yang berimplikasi pada kenaikan biaya kredit.
Selain inflasi, ada tiga faktor utama lainnya yang menyebabkan harga rumah melonjak. Pertama adalah kenaikan bahan bangunan sebesar delapan hingga sepuluh persen yang disebabkan oleh perang Rusia dan Ukraina sehingga memicukenaikan harga energi yang membuat nilai produksi bahan bangunan naik.
Kedua adalah berakhirnya insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP). Ketiga adalah adanya ancaman kenaikan suku bunga akibat resesi global yang memacu bank sentral di banyak negara menaikan suku bunganya.
Saat ini, bank sentral di beberapa negara sudah menaikkan suku bunga acuannya. Berbeda dengan bank negara lain, Bank Indonesia (BI) justru belum mengambil kebijakan serupa.
Namun, ketika BI menaikkan suku bunga acuan saat terjadi inflasi, suku bunga kredit juga turut naik, termasuk suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Hal ini tentu akan berimbas pada kenaikan biaya penjualan rumah.
Selain faktor-faktor tersebut, salah satu alasan yang membuat harga properti makin anjlok adalah minimnya kemampuan membeli yang disebabkan oleh pemasukan masyarakat Indonesia yang tak sebanding dengan harga properti.
Djum juga menuturkan, Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) mengalami kenaikan yang signifikan setelah kebijakan berubah ke pemerintah daerah.
Mungkin kita pernah mendengar kalau harga tanah di Tangerang Selatan lebih mahal daripada wilayah di sekitarnya. Artinya, pemerintah Tangerang Selatan menetapkan NJOP yang lebih tinggi.
“Makanya itu jadi wewenang pemerintah daerah, makanya Tangsel itu lebih tinggi dari tetangganya yang selisih beda daerah,” jelas Djum.
sumber : https://www.kompas.tv/article/344905/apakah-inflasi-berpengaruh-pada-harga-properti?page=all
Discover more from Jethro Property
Subscribe to get the latest posts sent to your email.