Harga Apartemen di Pasar Sekunder Mengalami Koreksi, Apa Sebabnya?
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pasar sekunder apartemen bisa jadi sedang lesu. Menurut informasi yang diperoleh Kontan.co.id, sejumlah investor apartemen tertentu bahkan dikabarkan melepas kepemilikan unit apartemennya di bawah harga perdana.
Secuil informasi tersebut, bisa jadi mencerminkan kondisi pasar sekunder apartemen secara umum. Senior Director, Research and Consultancy, Savills Indonesia, Tommy Bastamy mengatakan, saat ini harga apartemen di pasar sekunder mengalami koreksi sekitar 20%-40% dibandingkan harga sekunder pada kondisi pasar normal.
“(Koreksi harga apartemen di pasar sekunder) sudah berlaku dalam beberapa tahun ini, khususnya pasca Covid-19,” ujar Tommy saat dihubungi Kontan.co.id (27/10).
Menurut Tommy, koreksi harga apartemen di pasar sekunder didorong oleh beberapa hal. Pertama, tingkat pendapatan sewa yang menurun sejalan dengan melemahnya permintaan sewa selama pandemi Covid19. Kedua, beban biaya pemeliharaan yang tetap harus dibayarkan walaupun unit apartemen tersebut tidak dalam kondisi terhuni
Ketiga, kebutuhan kas dari pemilik yang sebagian besar membeli unit apartemen dengan tujuan investasi. Lalu keempat, sebagian dari pemilik dan investor telah menikmati return dari penyewaan unit apartemen tersebut pada beberapa tahun sebelumnya. Walhasil, opsi melepas apartemen masih masuk/sejalan dengan hitung-hitungan investasi yang ingin dikejar pemilik, walaupun apartemen tersebut dijual di bawah harga pasar yang berlaku.
Terlepas dari adanya koreksi harga, Tommy menduga bahwa harga apartemen yang dilepas di pasar sekunder masih berada di atas harga perdana ketika para pemilik membeli unit-unit apartemen tersebut di pasar primer.
“Kecuali untuk beberapa investor dengan pertimbangan-pertimbangan khusus, mereka bersedia memberikan koreksi yang lebih besar terhadap harga jual unit apartemennya,” imbuh Tommy.
Di lain pihak, harga penjualan apartemen di pasar primer mengalami kenaikan mini secara tahunan atau year-on-year (YoY). Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat mengatakan, rerata penjualan apartemen baru pada semester pertama tahun ini mengalami peningkatan harga sekitar 1%-2% dibanding semester pertama tahun 2021 lalu.
Menurut Syarifah, hal ini didorong oleh sejumlah hal, mulai dari adaptasi kenaikan harga bahan bangunan dan bunga bank, selling point yang tinggi yang tinggi lantaran unit memiliki lokasi strategis atau dekat kawasan Transit Oriented Development (TOD), keunggulan produk, ataupun keunggulan lainnya, dan lain-lain.
“(Apartemen baru di pasar primer juga) digarap oleh developer besar, yang telah memiliki public trust,” imbuh Syarifah kepada Kontan.co.id (27/10).
Meski begitu, Syarifah mencatat bahwa terdapat pula pihak pengembang masih menahan kenaikan harga apartemen baru di semester I 2022.
“Di tengah kondisi tersebut, 48% proyek kondominium baru masih menahan kenaikan harga,” ujar Syarifah.
Langkah untuk menahan harga apartemen di pasar primer juga diamati oleh Colliers Indonesia untuk wilayah Jakarta.
“Secara year-on-year, bisa dikatakan harga rata-rata apartemen di Jakarta cenderung tidak bergerak, naik pun hanya kurang dari 1%. Kebanyakan pengembang cenderung menahan diri untuk menaikan harga agar produk mereka tetap menarik bagi calon pembeli,” ujar Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto kepada Kontan.co.id (27/10).
Prospek ke depan
Syarifah optimistis, pertumbuhan penjualan apartemen baru di pasar primer masih berpotensi kembali berlanjut meski dengan pertumbuhan yang terbatas, setelah mengalami pertumbuhan secara semesteran pada paruh pertama tahun 2022. Asal tahu, Knight Frank Indonesia mencatat bahwa penjualan apartemen baru di semester pertama 2022 tumbuh 0,1% dibanding semester sebelumnya, yakni semester kedua 2021.
Ada beberapa hal yang mendasari optimisme tersebut. Syarifah berujar, pengguna di usia produktif masih mencari hunian. Di samping itu, promo yang ditawarkan pengembang saat ini cukup menarik. Promo yang dimaksud misalnya saja seperti tidak ada kenaikan harga, promo/diskon PPN, promo furnitur dan barang elektronik, dan lain-lain.
“Lokasi strategis atau mudah diakses seperti di sekitar wilayah TOD juga memberikan alternatif pilihan,” tandas Syarifah.
Pada pasar sekunder, Tommy melihat adanya kemungkinan adanya pergerakan harga apartemen seturut berjalannya aktivitas bisnis dan sektor lainnya.
“Diharapkan dengan mulai berjalannya aktivitas bisnis dan sektor lainnya, permintaan akan penyewaan apartemen akan membaik sehingga secara bertahap dapat mendorong pergerakan harga apartemen di pasar sekunder,” ujar Tommy.
Sementara itu, Ferry berujar, pihaknya memperkirakan bahwa pasar apartemen masih akan tertekan hingga tahun depan dan mungkin hingga 2024.
“Dengan asumsi kondisi ekonomi global membaik dan diiringi kondisi ekonomi domestik yang juga membaik serta tidak ada lagi varian Covid baru yang berbahaya, kami perkirakan pasar apartemen akan membaik,” tutur Ferry.
sumber : https://industri.kontan.co.id/news/harga-apartemen-di-pasar-sekunder-mengalami-koreksi-apa-sebabnya
Discover more from Jethro Property
Subscribe to get the latest posts sent to your email.